Keesokan harinya tanggal 14 July 2008 jam 06:05 waktu setempat, kami mendarat di bandara schiphol amsterdam. Perbedaan waktu antara jakarta dan amsterdam adalah 5 jam lebih dulu jakarta. Kita disambut oleh cuaca pagi yang cerah dan suhu 12 derajat ... brrrr ... dingin bow.
Setelah ngurus2 bagasi akhirnya kita antri di imigrasi untuk nyetempel passport. Pas ketemu petugas imigrasinya, gw rada2 jiper juga. Gile coy... gede banget, petugas imigrasinya aja gedenya kayak gini apalagi bapaknya petugas imigrasi. Udah gitu dia pake nanya2 segala,"kowe orang mau apa dateng kesini". Trus gw jawab "i've been invited by Juniper to ...". Trus dia langsung motong omongan gw,"wis ta lah mas, gak usah ngomong2 inggris barang, nganggo boso jowo wae, aku ra ngerti boso inggris rek" ... huehuehue ... kalo ini sih khayalan gw aja jadi jangan di percaya. Hoax.
Sekitar jam 07:00 akhirnya kami keluar dari bandara Schiphol menuju Hotel Radisson SAS. Kebetulan hotel Radisson SAS berada dalam area Boeing Avenue schiphol jadi ada semacam shutle bus yang disediakan masing2 hotel untuk standby ngejemput penumpang yang baru mendarat. Kami nunggu shuttle bus hotel Radisson didepan bandara schiphol agak lama juga, sekitar 15 menitan. Ternyata shutle bus ini punya jam2 tertentu gitu, itu gw liat dari schedule kedatangan shutle bus di halte. Dan luar biasanya, shutle bus nya bener2 tepat waktu. Dihalte ditulis bahwa shutle yang tercepat akan datang jam 07:15, dan ... datang tepat waktu. Luar biasa untuk ukuran tanah air kita tercinta.
Begitu shutle datang, kami disambut oleh pak supir yang luar biasa ramah. Terus terang gw kaget juga, ternyata bule2 itu cenderung lebih ramah yang dibanding warga kita. Pak Supir ini dengan senyuman, dan sedikit joke2 membantu kami untuk meletakkan tas2 kedalam bagasi. Dan kalo diperhatikan, para supir hotel2 disini rata2 sudah berumur pensiun. Mungkin mereka pikir, dari pada nganggur dirumah ya lebih baik kerja sedikit2. Toh supir disini nggak ngoyo kayak supir metromini dijakarta. Bener2 bebas macet dan bebas stress. Kalo gw pikir2 mungkin nih pak supir bule yang udah tua kalo mau ke Indonesia, bisa jadi artis kayaknya, ya untuk peran2 meneer2 belande di sinetron siti nurbaya.
Perjalanan dari Bandara ke hotel sekitar 1/2 jam. Sebenarnya sih dekat, tapi karena jalurnya muter2 jadinya agak jauh. Gw liat disepanjang jalan, nggak terlalu bersih juga kok. Banyak banget puntung rokok. Tapi sampahnya cuman puntung rokok aja, nggak ada yang lain. Dalam hal ini kita bisa berbangga lah, soalnya sampah kita khan nggak cuman puntung rokok, ada juga botol aqua, sendal bekas, helm pecah, bungkus nasi padang, kepala lele, dlsb. Pokoknya lebih variatif lah. Apalagi kalo di pintu air manggarai, sampahnya lengkap banget, carefour sampe kalah lengkap pokoknya.
Tiba dihotel jam 08:00, rencananya kalo bisa kami langsung early check in, tapi ternyata belum bisa karena masih full. Akhirnya kita cuman titip bagasi kita aja, dan rencananya langsung jalan. Salah satu anggota team dan kebetulan cewek sendiri emang hobi traveling, jadi dia dari jakarta udah booked untuk city tour hari ini.
Setelah titip bagasi di hotel, kami langsung jalan menuju meeting point city tour di daerah central, Damrak road. Damrak ini ada diantara Centreal station dan Dam Square. Untuk menuju kesana kita harus ke bandara schiphol dulu menggunakan shuttle, dan lanjut dengan kereta intercity dari schiphol ke central station. Keretanya lumayan mahal juga, untuk sekali jalan perorang kena 4,8 euro. Oh iya, salah satu yang nyaman dari transportasi disini adalah kejelasan informasi, mulai dari schedule keberangkatan kereta, nama2 stasiun, peta jalur kereta, pokoknya jelas banget deh. Orang yang baru pertama kesini dijamin nggak akan tersesat, tinggal baca aja.
Setelah tiba di central stasiun kita turun dan sedikit jalan kaki kearah damrak 26. Nama city tournya sunday morning. Emang waktu itu cuaca lagi bagus banget, cerah dan sejuk. Sepanjang jalan antara central station ke damrak kami melewati jalur trem, jalur sepeda dan mobil. Tapi yang gw heran kenapa nggak congest yah ? ternyata memang masing2 pengguna jalan patu pada aturan. Tapi kalo pejalan kaki, di jakarta dan disana sama saja, ketika waktunya berhenti untuk memberi kesempatan mobil lewat, tetep aja masih ada yang nekat nyebrang. Ya sama lah sama disini, cuman bedanya disana stadium 1, kalo di Indonesia udah stadium 4.
Eitss ... ternyata kami ngelewatin canal juga nih, banyak cruise atau perahu yang lagi parkir. Waah ... patut dicoba nih naik canal cruise. Setelah sampai di sunday morning starting point, kami langsung confirmasi dan segera naik ke bis, karena sebentar lagi akan berangkat. Itu sekitar jam 10:00. Begitu akan masuk kami disambut oleh tour guide, namanya pak Derrick, dan ternyata do'i bisa bahasa Indonesia. Dia bilang, dia pernah tinggal di jakarta selama 3 bulan, jadi bisa sedikit2 ngomong Indonesia.
Tour dimulai dan di terangkan oleh meneer derick dalam 3 bahasa, yaitu inggris, Belanda, dan spanish. Kami menuju daerah didalam kota amsterdam, seperti laren, gooi dan naarden. Kami melintasi salah satu tunnel yang terpanjang dibelanda katanya, tunnel ini dibuat menembus dasar laut. Tapi sayangnya atasnya tetep dari beton, coba kalo diganti sama kaca kayak di seaworld yah, khan kita bisa liat ikan2 diatas.
Tempat pertama yang kita datangi adalah naarden. Daerah ini sangat2 sepi karena saat ini sedang summer, maka banyak orang yang liburan, sehingga rumah tinggal mereka betul2 sepi. Naarden ini kota yang sangat simple. Kota kecil dengan deretan rumah2 unik dan jalan dari paving, kemudian ditengah2 pemukiman terdapat canal, dan orang2 yang punya perahu, memarkir perahunya di canal ini. Disana transportasi airnya juga bagus lho. Banyak sekali yang memiliki cruise sendiri. Di naarden ada satu gereja yang menjadi kebanggaan warga sekitar dan dibangun pada pertengahan abad 16. Kata tour guidenya, naarden membawa kita keabad 16 karena suasana dan arsitektur bangunannya banyak yang berasal dari abad ke 16. Naarden juga memiliki sebuah danau yang indah, dan orang2 ada juga yang mancing disini. Perjalanan dilanjutkan melewati daerah gooi yang sering disebut sebagai "Garden of amsterdam". Sepanjang perjalanan kami melintasi banyak sungai yang disisi kiri dan kanannya tumbuh bunga2 yang keren, beberapa diantaranya adalah bunga tulip. Pada saat musim semi, bunga akan tumbuh lebih banyak dan lebih bagus. Kami juga melintasi sungai Vecht yang terkenal itu, dan ini menjadi salah satu sumber air untuk warga amsterdam, maka dari itu nggak sembarangan kegiatan bisa dilakukan disungai ini. Warga sekitar tidak boleh berenang disungai ini karena selain dingin, juga takut kalo sungai menjadi kotor karena ada yang pipis sembarangan kali yah. Kebersihan sungai benar2 terjaga.
Sepanjang jalan Kami disuguhi oleh pemandangan pohon2 besar yang hijau dengan diantaranya terdapat kastil dan mansion dengan arsitektur abad ke 17 dan 18. Menjelang tengah hari, kami berhenti di golden tulip resto untuk menikmati apple pie dan segelas kopi khas amsterdam. Kalo diperhatikan, disemua jalan raya di Belanjda terdapat jalur khusus sepeda. Tour guidenya ngomong, bahwa holland adalah negara yang sangat nyaman untuk bersepeda. Selain itu perusahaan yang karyawannya bersepeda untuk kekantor, akan mendapatkan insentif transportasi tambahan diluar uang transportasi yang diterima semua karyawan. Maka dari itu nggak heran bahwa jumlah populasi sepeda sebesar 1:8 artinya 1 orang belanda memiliki rata2 8 buah sepeda. Luarr biasa. Sungguh solusi kemacetan yang elok.
Akhirnya sekitar jam 14:00, kami kembali menuju tempat pemberhentian terakhir di jalan damrak 26 untuk mengakhiri tour.Setelah itu, kami langsung menuju hotel untuk check in. Oh iya, kami dapet kenalan baru disana, namanya mas Herman Bhirawa, doi ini orang indonesia yang udah kerja di Amsterdam 10 tahun. Rata2 orang XL yang ke Belanda pasti ketemuan sama mas Herman ini. Pas kami sedang check in, mas herman dateng, ternyata orangnya helpful banget lho. Kami sampai2 dipinjemin rice cooker. Mantaps lah pokoknya.
Setelah check in dan istirahat sebentar, sekitar jam 16:00 kami jalan lagi sama mas Herman. Ini baru mantaps, soalnya kami diantar naik mobil BMW punya mas herman boow. :):):). Jalan2 dengan mas Herman, pertama2 adalah ke beli beras di waroeng aji. Hehehe ... Kami tetep nggak bisa lepas dari yang namanya nasi.Kemudian jalan2 dilanjutkan ke Den Haag. Kalo kita masih inget pelajaran sejarah pas SD, pasti pernah mendengar nama kota ini. Yaitu tempat berlangsungnya Konfrensi Meja Bundar. Pada awalnya gw kira bahwa ibukota belanda sudah pindah dari Den Haag ke Amsterdam, ternyata tidak lho. Jadi Den Haag adalah kota pemerintahan, disana terdapat gedung parlemen belanda dan kedubes negara2 sahabat. Sedang Amsterdam adalah kota bisnisnya belanda, sama seperti New York dan Washington nya US. Perjalanan dari Amsterdam ke Den Haag kira2 sekitar 1 jam lewat jalan tol. Begitu sampai Den Haag, kami segera menuju pantai Scheveningen, yaitu pantainya warga Den Haag. Ternyata agak susah juga nyari parkir. Rupanya hari minggu cerah seperti ini, pantai scheveningen banyak pengunjungnya juga. Akhirnya sampai di pantai sekitar jam 19:00 dan matahari masih terang. Oh iya, waktu summer seperti sekarang ini, matahari terbenam jam 22:00 dan terbit jam 4. Kalau dibandingkan dengan keindahan pantai2 di Bali, pantai ini nggak
ada apa2nya. Jadi untuk keindahan alam sekali lagi Indonesia memang tiada duanya.
Di pantai ini juga ada bungy jumpingnya lho. Bungy jumping dari ketinggian sekitar 100 meter dan dibawahnya adalah laut lepas. Ini salah satu wahana yang gak akan pernah gw coba. Ngeriiii abisss ... mendingan dapet bonus daripada disuruh bungy jumping walaupun gratis. Oh iya, walaupun saat itu adalah summer, tapi tetap angin dipantai duiiingiiin banget, dan jaket yang gw pakai tetap nggak bisa nahan dingin anginnya. Yang gw heran, masih banyak aja yang surfing walaupun anginnya dingin gitu. Emang gila juga tuh bule2. Kalo kami perhatikan disepanjang pantai banyak juga pasangan yang sedang in the hoy pacaran. Gaya pacarannya bikin ngeri, mereka nggak perduli walaupun banyak orang dan anak2, tetep aja mereka beradegan dewasa. Untuk hal ini gw merasa bersyukur tinggal ditanah air, walaupun banyak koruptor tapi setidaknya anak2 gw gak perlu melihat adegan2 dewasa di tempat2 umum.
Sekitar jam 22:00 menjelang maghrib, tiba saat nya makan malem. Kebetulan disepanjang pantai, banyak tempat2 makan yang langsung menghadap laut, dan lumayan nyaman juga tempatnya. Setelah mencari2 menu yang cocok dan halal, akhirnya ada tempat makan kebab, namanya anatoli kebab dan ada tulisan Halalnya. Tanpa pikir panjang, kami ber lima langsung pesan disitu. Ternyata ini adalah restoran dari turki dan penjaganya juga dari turki. Rasanya lumayan juga lah, apalagi dalam kondisi lapar seperti ini. Roti sekeras baja pun di hajar bleh. Selesai makan, kami segera kembali menuju ke Amsterdam.
Keesokan Harinya, tanggal 14 July, setelah selesai training jam 17:00, kami menuju Madurodam. Tentunya kembali diantar mas Herman dong. Madurodam ini adalah miniaturnya Belanda, sama seperti Taman Mininya Indonesia. Awalnya sih semangat pingin kesana, tapi ternyata tiket masuknya 12 Euro. Akhirnya dengan pertimbangan mengirit ongkos karena perjalanan masih panjang, ke madurodamnya di batalkan.
Perjalanan dilanjutkan ke Hardrock cafe. Disini kami di drop mas Herman. Selanjutnya kami jalan kaki dari Hardrock ke arah central station. Jaraknya lumayan jauh, kira2 5 kilometeran. Disepanjang perjalanan kami hanya foto2 di canal dekat Dam Square, Holland Cassino, Museum Madam Tussaud dan terakhir didepan hotel Krasnapolsky. Mengenai Museum Madam Tussaud, ini adalah museum lilin dimana tokoh2 beken dunia, baik artis atau politikus dibuat tiruannya dalam bentuk patung lilin. Keistimewaannya adalah tingkat kemiripannya yang luar biasa presisi.
Jalan yang panjang membuat kami lumayan capek, tapi menjadi terobati karena disepanjang jalan kita berjalan diarea yang bersih dah area ini benar2 baru bagi kami. Disekitar dam square ada sekelompok anak muda sedang mabuk dipinggir canal. Di Belanda hal ini tidak dilarang, selama pelaku tidak mengganggu orang lain. Bahkan mengkonsumsi narkoba pun legal disini tetapi harus beli ditempat resmi yang disediakan otoritas daerah setempat. Jadi katanya banyak warga diluar Belanda yang ingin bebas dalam mengkonsumsi narkoba, datang ke Belanda. Pada saat ketemu orang mabuk tersebut kebetulan gw lagi pisah sama temen2 yang lain, jadi gw nunggu mereka dulu. Gw nunggu dideket orang mabuk ini. Kebetulan mereka bertiga, tiba2 mereka bangun sambil memapah 1 temennya yang kayaknya lagi mabuk parah, mereka ngedeketin gw. Dalam hati, kalo nih orang macem2, tinggal gw panggil polisi yang ada diseberang jalan. Ternyata mereka ngedeketin gw cuman pingin nanya lokasi stasiun kereta terdekat. Gw bilang, "jalan lurus aja". Trus dia nanya lagi,"berapa jauh?", gw jawab, "deket kok, sekitar 2 blok lagi". Jawaban terakhir nih emang gw jawab sekenanya. Lah gw juga pendatang ditanyain begitu, ya nggak ngerti lah. Akhirnya
mereka pergi sambil nyengir dan ngomong, "thanks my friend". Setelah gw ketemu sama temen2, gw lanjutin perjalanan ke stasiun, ternyata masih jauh boooww ... lebih dari 5 blok lagi. Sial aja tuh para drunken master nanya ke gw. Puass bener bisa ngerjain bule. Wekekekek. Sekitar jam 22:00, akhirnya sampai juga di central statiun dan langsung menuju hotel.
Tanggal 15 July. Selesai training agak telat hari ini, sekitar jam 17:30. Hari ini kami jalan tanpa mas Herman, soalnya do'i lagi sibuk, jadi kami jalan sendiri. Target hari ini adalah mencari suvenir di daerah central. Menuju ke central menggunakan kereta dari schiphol. Kami menjelajahi setiap sudut daerah central sambil foto2 tentunya. Untung juga kami sudah compare2 harga suvenir disini, jadi kami dapet harga yang nggak terlalu mahal. Kebetulan ada beberapa temen, nitip dibelikan suvenir2. Alhamdulillah didaerah sentral ini, banyak sekali toko2 suvenir yang masih buka, jadi kami nggak perlu jauh2 cari di tempat lain, mulai dari klompen atau terompah khas Belanda, miniatur kincir angin, sampai hiasan magnet ada disini, dan banyak pilihan. Akhirnya beberapa titipan sudah ada, sisa waktu kita gunakan jalan menyusuri daerah sentral sambil foto2.
Ketika jalan didepan sebuah kafe, kami ketemu dengan beberapa orang Indonesia lagi nongkrong disana. Akhirnya kami kenalan, salah satunya sudah menetap di amsterdam selama 20 tahun. Bapak ini adalah salah satu VP di Indover Bank yaitu Bank yang 100% kepemilikannya dimiliki oleh Bank Indonesia. Akhirnya kami tuker2an kartu nama, siapa tau nanti berguna ... hehehehe. Sekitar jam 22:00, kami kembali ke sentral station untuk kemudian kembali ke Hotel.
Tanggal 16 July. Hari ini selesai training tepat waktu yaitu jam 17:00. Hari ini rencananya kami akan menuju Volendam bersama dengan Mas Herman. Volendam ini adalah kota pelabuhan, berjarak sekitar 45 menit dari amsterdam. Di sepanjang jalan, kami disuguhi pemandangan ladang2 gandum dan area peternakan sapi dengan rumput menghijau. Sapi2 ini dimiliki oleh perorangan, dan uniknya tidak ada penggembala yang mengawasi sapi2 ini. Sapi diletakan disuatu area hijau yang sangat luas, dan disekeliling area tersebut dibuat parit yang dalam sehingga sapi tidak bisa menyeberang keluar area. Kelihatan sapinya montok2 bow.
Menjelang masuk volendam, ada semacam pusat pembuatan keju dan kloompen khas Belanda. Rencananya kami akan mampir kesitu dan beli keju panggangnya yang khas, tapi sayang karena sudah jam 19:00, tempat ini sudah tutup. Untuk urusan keju ini, ternyata di Belanda lebih beken keju susu kambing dari pada susu sapi, katanya sih lebih enak.
Gak lama kemudian, kami memasuki wilayah Volendam. Setelah parkir, kami jalan menuju area pelabuhan Volendam. Di Volendam ini ternyata banyak sekali kafe2 dan tempat2 penjualan suvenir. Disamping kiri kanan kembali kami di suguhi oleh bangunan2 abad 18 akhir. Bener2 indah. Kafe2 terlihat penuh pengunjung. Kafe2 ini menghadap langsung kearah pelabuhan jadi benar2 segar pemandangannya. Pelabuhan Volendam ini berbentuk memanjang sehingga kami bisa berjalan2 sampai ujung dermaga. Kebetulan disekitar dermaga terdapat toko2 suvenir, jadi bisa sekalian melengkapi oleh2. Suasana di volendam ini benar2 asyik. Disore hari yang cerah, terdapat kafe2 memanjang yang menghadap kelaut lepas, dan semilir angin dingin yang lumayan menusuk kulit. Indah nian. Kafe2 disini juga berarsitektur khas belanda abad 19 awal, dan diantara kafe2 terdapat hotel2 yang juga berarsitektur kuno. Benar2 khas sekali suasananya. Mungkin Volendam ini merupakan salah satu tempat yang cocok untuk honeymoon.
Melihat air laut yang super jernih gw turun sedikit untuk mencoba menyentuh air laut yang . Begitu air menyentuh tangan, terasa dingin sekali, tapi herannya ada beberapa bebek liar yang sedang berenang di laut dan tidak kedinginan, sungguh aneh ...hehehe.
Kami berjalan -2 sambil menikmati es krim khas volendam dan melanjutkan foto2. Di salah satu sudut dermaga studio photo dimana kita bisa diphoto dengan memakai pakaian adat khan Belanda. Sayang sudah terlalu malam jadi banyak studio yang sudah tutup. Di salah satu studio, kami melihat beberapa photo orang Indonesia yang berpose dengan pakaian adat Belanda, diantaranya OC Kaligis, Bu Megawati dan Pak Taufiq Kiemas, dan Ruth Sahanaya. Mungkin kalau kami jadi photo disana, photo kami pun akan di pajang di studio itu. Heheheh.
Setelah jam 20:00, kami menuju Amsterdam untuk kemudian ke stadion Ajax Amsterdam. Pada awalnya kami akan membeli beberapa suvenir dari official store nya Ajax Amsterdam, tapi karena sudah malam maka sudah tutup juga. Untuk mengobati kekecewaan, kami jalan berkeliling stadion sambil foto2 narsis gitu. Kalau diperhatikan ditengah bangunan stadion terdapat jalan raya yang dibangun menembus stadion. Jadi pada awalnya, didaerah tersebut ada jalan raya, kemudian karena keterbatasan lahan, maka stadion dibangun diatas jalan raya, dan seolah2 jalan raya menembus bangunan stadion. Sungguh arsitektur yang berpresisi dan beresiko tinggi, tapi mereka berhasil melakukannya. Well done meneer !!!. Menjelang gelap kamipun pulang menuju Hotel.
Tanggal 17 July 2008. hari ini adalah hari terakhir kami jalan2 di Belanda, karena besok jumat setelah training, kami langsung naik kereta menuju Berlin. Hari ini targetnya adalah melengkapi oleh2 dari Belanda dan naik cruise mengelilingi canal di seputaran Amsterdam. Jam 18:00, gw dan satu orang temen dianter mas Herman ke supermarket Albert Heinz membeli coklat untuk oleh2 dirumah dan kantor. Berbicara mengenai Albert Heinz, ini adalah supermarket yang bisa dijadikan salah satu tempat belanja kebutuhan sehari2, karena selain lengkap juga lumayan miring harganya. Albert Heinz juga terdapat di Schipol station.
Jam 18:30 kami sudah berada di daerah sentral, dan langsung menuju ke canal cruise port didaerah Damrak. Cruise akan berangkat pukul 20:00. Untuk naik cruise ini setiap penumpang harus membayar sebanyak 9 euro. Sambil menunggu, kami pergi kesalah satu department store untuk membeli jaket. Kebetulan didepartment store tersebut sedang ada sale dan discountnya gila2 an bisa sampe 70%. Kebetulan gw beli jaket keren punya seharga hanya 14,95 euro setelah didiscount 70%. Disini gw baru tau bahwa kata "korting" itu berasal dari Belanda yang artinya diskon.
Dijalan damrak ada satu tempat yang menjual kentang goreng dan ramai sekali, bahkan banyak yang sampai antri. Gw nyoba untuk beli tuh kentang. Ada 2 pilihan toping yang bisa dipilih, yaitu mayonaise dan pure tomato sauce. Ternyata rasanya biasa banget, gak ada yang istimewa. Yang bikin istimewa hanya ukurannya yang jumbo. Untung banget gw pesen yang ukurannya small walaupun bagi gw tetep aja jumbo.
Jam 20:00, kami segera naik cruise mengelilingi beberapa canal di Amsterdam. Kebetulan cuaca sedang gerimis jadi foto2 dari dalam cruise kurang jelas. Sekitar 1 jam kami naik cruise, kami melintasi dam square, kemudian holland cassino, dan bangunan2 khan Belanda lainnya. Sebelum turun kami foto bersama meneer kapten nahkoda cruise dan 2 orang yang kalo dari logatnya dari negara pecahan Eropa Timur.
Selesai naik cruise, kami kembali jalan2 diseputaran central sambil photo2 narsis dan menjelang jam 22:00 kami menuju hotel untuk siap2 packing karena besok pagi kami harus check out. Dan berakhirlah perjalanan kami di Amsterdam. Selanjutnya perjalanan di lanjutkan ke Berlin ...