Ketika kita duduk di bangku SD, sepertinya kita semua hapal dengan 5 sila dalam pancasila.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan permusyawaratan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sepintas apa yang tertulis dalam sila2 pancasila terdengar sangat indah dan begitu mulia. Menjadi pertanyaan besar, mengapa negara yang konon mengaplikasikan pancasila dalam setiap sendi kehidupannya pada kenyataannya jauh dari nilai2 diatas. Masih banyak rakyat yang lapar, antar kelompok saling bertikai, ada yang miskin sekali dan kaya sekali, dan banyak lagi permasalahan2 sosial, politik, budaya, dan hankam yang setiap kali mengancam.
Kalau kita amati, sila2 dalam pancasila ini mengandung makna yang sangat luas yang berpeluang untuk ditafsirkan secara luas pula. Terbukti, sukarno menafsirkan pancasila menjadi nasakom yang memberangus seluruh gerakan liberal dan kebarat2an, kemudian suharto dengan demokrasi terpimpinnya yang akhirnya melahirkan pemerintahan korup yang otoriter. Kebebasan berkumpul dan berogranisasi dimata2i. Korupsi terjadi disemua lini dan tidak ada yang berani menentang keputusan seorang raja bernama Suharto.
Saat ini seolah2 pancasila menjadi sesuatu yang sangat suci dan haram untuk digugat. Pancasila adalah produk manusia yang penuh kekurangan. Hasil produk dari sesuatu yang kurang tentu juga akan menghasilkan produk yang juga kurang. Sungguh suatu pemikiran yang tidak bisa diterima oleh orang2 yang mudah2 an normal seperti saya. Bahkan dengan arrogantnya, para pembela pancasila selalu berteriak lantang, "Jangan coba coba ganti pancasila". Jika mereka bisa sedikit meredam ego dan kepentingan, apakah mereka sadar, bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban kelak di insitusi pengadilan milik Sang Maha Adil. Apakah mereka tidak takut karena telah menyingkirkan hukum-NYA dan mendewakan hukum thagut ??. Semakin sedih rasanya ketika ingat dengan pertanyaan seorang teman SMP kepada guru PMP. "Pak, jika memang pancasila benar, kenapa sekarang saya masih kesulitan membayar SPP, kami sekeluarga masih sulit untuk makan". Pertanyaan sederhana dengan jawaban yang sulit. Sang guru hanya terdiam membisu.
ttd
Abu Shiva
Dari warga negara yang semakin resah dengan kondisi negeri ini.
Dari hamba yang sangat merindukan tegaknya hukum-MU
Dari seorang anak manusia yang memimpikan kembalinya kepemimpinan rasul-MU
Kamis, 12 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
Posting Komentar